Kamis, 04 November 2010

Cerita IMUN





Sebuah pengalaman berbeda saya rasakan ketika mengikuti perhelatan IndonesiaMUN di Kampus UI Depok. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 23-27 October 2010 diprakarsai FISIP UI dan bekerja sama dengan United Nations Information Center Jakarta dan Direktorat Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Upacara pembukaan dimulai pukul 8.30 tanggal 24 di Balai Sidang UI yang dihadiri 177 delegasi seluruh Indonesia dan dibuka oleh dekan FISIP UI, Bambang Shergi Laksmono, lalu dilanjutkan dengan pidato Direktur United Nations Information Center for Indonesia (UNIC) Michele Zaccheo.
Berlanjut pada workshop peserta terkait energi nuklir yang menjadi tema besar IndonesiaMUN 2010. Dibuka oleh Mantan Menteri Pertahanan RI, Prof. Juwono Sudarsono yang menyatakan, adalah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk menyelaraskan ranah publik dan privat ASEAN didasarkan lokasi geopolitis dan keuntungan geoekonomis kompetitif. Indonesia wajib menggabungkan kekuatan soft, smart, dan hard agar pemerintah, militer, pihak swasta, dan masyarakat sipil dapat saling terhubung, bekerjasama, dan saling bersaing.
Lalu dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI Edy Prasteyono, Ph. D. Berbicara mengenai nuklir. Bahwa betapa pentingnya pembahasan energi nuklir dengan alasan pertahanan dan keamanan, prestige, bargaining power politis yang ditujukan untuk berbagai kepentingan, serta kompensasi atas kekurangan senjata konvensional. Ditambah lagi Edy menjelaskan tentang isu non proliferasi dan ancaman nuklir.
Bantarto Bandoro dari FISIP UI, menjelaskan kepentingan strategis dari denuklirisasi semenanjung Korea dan tujuan ASEAN Regional Forum di masa yang akan datang. Dia memberi usulan susunan sementara perjanjian damai, yakni deklarasi perdamaian yang intinya mendeklarasikan akhir dari permusuhan, mekanisme perdamaian demi menggantikan Komisi Armitase Militer yang didirikan untuk mengawasi gencatan senjata di akhir peperangan, tak lupa kepercayaan diri mengurangi kecurigaan yang dapat melahirkan perselisihan.
Pembicara terakhir untuk workshop ini adalah Maryam Ayuni yang menjabat sebagai Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Beliau menjelaskan kondisi energi nasional sekarang. Maryam juga membahas mengenai kebijakan energi nasional dan peraturan serta insentif bagi investasi energi. Menurutnya, Indonesia sedang berfokus pada ekonomi hijau (green economy), khususnya sektor energi yang dapat diperbaharui ataupun konservasi energi. Pemerintah menargetkan 25% saham energi yang dapat diperbaharui pada tahun 2025, atau yang dikenal dengan nama 2525 Vision.
Untuk menjadi delegasi IndonesiaMUN sebelumnya harus melalui beberapa tahapan. Pertama pendaftaran yang dimulai sejak Juli 2010 melalui situs online ataupun roadshow di banyak kota, yakni Bandung, Semarang, Makassar, Jogjakarta, Padang, Bali, dan Denpasar. Sejumlah 1.050 mahasiswa di Indonesia dan ASEAN mendaftar melalui tahapan seleksi ini yang berupa pengiriman esai berjudul “A Letter to Ban Ki-moon: How UN Could Contribute to the peaceful use of nuclear”. Dari Undip sendiri lolos tiga orang, yakni saya, Banun Diyah, dan Farisa Sirtika.
Setelah upacara pembukaan selesai, tiap komite menempatkan diri di tiga tempat, yaitu Balai Sidang UI, AJB FISIP UI, dan Gedung Komunikasi FISIP UI untuk memulai konferensi. Pada hari Minggu kita melakukan simulasi dengan nama Confrence Zero. Yakni latihan dan pengenalan tata acara sebelum melakukan sidang di hari berikutnya. Kita dikenalkan dengan Moderated Caucus, Unmoderated Caucus, hingga Parallel Caucus dan lainnya. Simulasi sidang PBB sangat awam bagi saya, disini terus berusaha mengimbangi alurnya walau terkadang muncul kebingungan.
Konferensi yang mengambil tema besar energi nuklir dengan tagline “Challenging Future Challenges: Bringing Diplomacy Forward” memasuki sesi 1 dan 2 hari Senin, 25 Oktober 2010, dan sesi 3 dan 4 pada Selasa, 26 Oktober 2010, sesi terakhir tanggal 27 Oktober yang dilanjutkan dengan upacara penutupan di Balai Sidang UI.
Comittee Session 1 & 2 :Senin, 25 Oktober 2010
Karena masuk sebagai delegasi Sri Lanka di Asean Regional Forum, maka konferensi bertempat di ruang AJB Fisip UI beserta 47 delegasi lainnya. Konferensi di pimpin oleh Carolina D.Rainintha Siahaan, dibantu Rana dan Gadis serta beberapa observer dan pages. Melewati beberapa debate mengenai pemililihan topik antara Denuclearization Of Korean Peninsula dengan Nuclear Terrorism, terpilihlah topik denuklirisasi Semenanjung Korea sebagai bahan selama sidang berlangsung. Dari konfrensi ini delegasi diharapkan membuat working paper hasil dari caucus yang ada.
Selain itu diadakan konsekuensi bagi yang terlambat. Yakni di akhir sesi yang telat diminta menari sesuai dengan video yang disiapkan director on board. Kebijakan ini sudah disepakati bersama sejak Confrence Zero. Kita bahkan bisa mengajukan motion of extension time for entertainment jika memungkinkan.
Malam setelah mengikuti konferensi, kami berangkat menuju Sultan Hotel dimana ada UN Day yang merayakan anniversary PBB ke-65. Acara ini dihadiri banyak tokoh penting, yakni para diplomat dari berbagai negara, anggota parleman, hingga Foke sang Gubernur. Namun sayang karena terjebak macet selama 4 jam, saat kami datang sudah banyak tokoh yang pulang. Beruntung Mr. Michele Zaccheo dari UNIC menyambut rombongan IMUN dengan sangat hangat. Kami dijamu dengan hidangan mewah dan pertunjukan musik tari tradisional. Bahkan kami juga sempat poco poco bersama beberapa diplomat.

Comittee Session 3 & 4 : Selasa, 26 Oktober 2010
Sidang kali ini lebih panas dari yang kemarin. Mulai muncul banyak usulan kebijakan dari para delegasi untuk membuat titik temu gesekan yang terjadi antara DPRK dan USA maupun alliesnya. Beruntung setelah banyak lobi dan diplomasi yang ketat, di akhir sesi ke empat kita sudah bisa membuat draft resulution yang di sponsori mayoritas delegasi. Amat dibutuhkan wawasan yang luas dan cara berpikir kritis disini.
Lepas sidang, kami bersiap siap menghadiri dan tampil pada acara Cultural Night di parking lot FISIP. Semua peserta baik dari Indonesia maupun ASEAN wajib berdandan merepresentasikan dari mana mereka berasal. Bekerja sama dengan mahasiswa dari UNNES, UNISULA, Paramadhina, dan UPN kami tampil dengan tembang geguritan dan mainan khas Jawa. Di akhir acara, ada pengumuman best costume dan best performance. Kostum terbaik dimenangkan oleh Nadya dari Unpar dengan kostum Balinya, penampilan terbaik diperoleh Dwy dari Mulawarman dengan Fashion Show Dayak. Sungguh malam yang menyenangkan.
Comittee Session 5 : Rabu, 27 Oktober 2010
Bermunculan banyak amandemen yang diajukan oleh delegasi ARF atas Draft Resulution yang sudah di buat. Setelah melewati sekitar 70 Caucues, 7 Working Paper, dan 1 Draft Resolution, Comittee Session terakhir ini ditutup dengan tepuk tangan meriah tanda semua delegasi setuju atas Resulution yang sudah di amandemen. Dalam komite ARF sebuah resolusi harus mendapat suara bulat jika konferensi ingin dianggap sukses.
Konferensi IMUN resmi ditutup di Balai Sidang UI. Semua hasil yang sudah didapat, yakni berupa resolusi akan disampaikan kepada Kementrian Luar Negeri Indonesia dan UNIC. Namun sebelumnya, terdapat sidang terbuka dimana Director dari tiap komite (General Assembly, UN Security Council, dan ASEAN Regional Forum) memberikan kesimpulan dan ringkasan dari hasil sidang masing masing. Di lanjutkan Edy Prasetyono, Ph. D. selaku Wakil Dekan FISIP UI memukul gong sebagai simbol penutupan acara.
Lalu yang paling ditunggu adalah pengumuman penghargaan bagi delegasi terpilih. Untuk komite Asean Regional Forum, penghargaan Honorable Mention diberikan pada delegasi yang merepresentasikan Russian Federation dari Universitas Parahyangan (Unpar) dan Universitas Mulawarman, yaitu Jason Irawan dan Nirmalawati Usman. Nadya Yolanda dari Unpar yang memang sangat bersemangat dari awal berhasil meraih predikat Outstanding Delegates. Pemenang kategori Best Delegation jatuh pada delegasi USA, yaitu Emirza Adi Syailendra dari UI dan Bara Ekiyama dari UGM.
Di komite General Assembly, penghargaan Best Regional Delegation diraih oleh Hanimai Macumbal dari Mindanao State University Filipina. Andhyta Firselly Utami dari UI memenangkan Honorable Mention. Kategori Outstanding Delegation dimenangkan oleh Jhendra Samodra dari Universitas Gadjah Mada, sedangkan Best Delegation direbut oleh Mahesh Dadlani dari UI.
Last but not least, UN Security Council yang diwakili hanya 15 delegasi terpilih membawa Yurgen Alifia dari UI sebagai Honorable Mention. Outstanding Delegation dimenangkan oleh Dimas Muhammad dari Unpar, dan predikat Best Delegation jatuh pada Fajri Muhammadin dari UGM.
Dari acara ini banyak pengalaman berharga sekaligus dapat memperluas jejaring pertemanan, baik dengan sesama delegasi maupun tokoh penting. Semoga IMUN tahun berikutnya dapat lebih sukses dan lebih baik. Bersama membangun kesadaran pemuda akan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemecahan isu internasional. Mempersiapkan pemimpin masa depan bangsa yang mampu bersaing secara global dalam posisi hubungan antarbangsa.
Sincerely yours,
Nurul Latifatun Nisa
Delegate of Sri Lanka

3 komentar:

  1. Lala, dirimu blogger juga tohhh? hehehe ini mbak gusti sayyy .. :D saling polbek blog yuk ahhh

    BalasHapus
  2. hahaha
    blogger katepe doang mbakk
    kadang on kadang offf.
    sipp ta polloww :D

    BalasHapus
  3. Cerita yang menarik
    Kunjungi ittelkom-sby.ac.id

    BalasHapus